08 September 2018

Belajar Menjadi Manajer Keluarga Handal

#NHW6 Matrikulasi IIP Batch 6 


Bunda, sekarang saatnya kita masuk dalam tahap “belajar menjadi manajer keluarga yang handal. Mengapa? karena hal ini akan mempermudah bunda untuk menemukan peran hidup kita dan semoga mempermudah bunda mendampingi anak-anak menemukan peran hidupnya.

Ada hal-hal yang kadang mengganggu proses kita menemukan peran hidup yaitu RUTINITAS. Menjalankan pekerjaan rutin yang tidak selesai, membuat kita “Merasa Sibuk”, sehingga kadang tidak ada waktu lagi untuk proses menemukan diri.

Maka ikutilah tahapan-tahapan sbb :

1. Tuliskan 3 aktivitas yang paling penting, dan 3 aktivitas yang paling tidak penting
Tiga Aktivitas yang paling penting: Sholat Fardhu tepat waktu, Tilawah Al-Qur'an, Berhidroponik
Tiga Aktivitas yang paling tidak penting: Menonton, Membaca Manga, Membaca Sosial Media
2. Waktu anda selama ini habis untuk kegiatan yang mana?

Apabila dilihat berdasarkan jumlah jam yang dimiliki dalam sehari (Senin-Jumat), waktu saya habis untuk bekerja di kantor. Bekerja di kantor ini tidak saya masukkan sebagai 3 aktivitas yang paling penting saya dalam sehari-hari karena sebagaimana saya berusaha untuk tidak memprioritaskannya tapi selalu menjadi bagin besar dalam keseharian saya yang akhirnya membuat 3 aktivitas yang saya kategorikan paling penting bagi saya tidak dapat menjadi prioritas sebagaimana seharusnya serta aspek kuantitas bahkan kualitas dari aktivitas tersebut tidak seperti yang diharapkan. 

3. Jadikan 3 aktivitas penting menjadi aktivitas dinamis sehari-hari untuk memperbanyak jam terbang peran hidup anda, tengok NHW sebelumnya ya, agar selaras.

Sebetulnya tiga aktivitas ini sudah masuk sebagai aktivitas harian rutin (Senin-Minggu) dan sudah saya berkomitmen untuk menjaga kualitasnya, namun sayangnya tiga aktivitas ini khususnya Sholat Fardhu tepat waktu kadang menjadi isapan jempol saja ketika load pekerjaan kantor & urgency urusan kantor yang saya prioritaskan dalam realisasinya :(Begitu juga dengan Tilawah Al-Qur'an, ketika saya berusaha maintain bacaan minimal saya dalam hari kerja seharusnya saya perbanyak di saat weekend, nyatanya saya banyak menghabiskan waktu untuk tiga aktivitas paling tidak penting :(
Dalam NHW 2 berkaitan dengan indikator diri saya, saya sudah menuliskan secara rinci aktivitas-aktivitas yang sebetulnya dilakukan sehari-hari. Tiga aktivitas yang saya saya tulis paling penting merupakan aktivitas wajib saya yang turut membentuk & menuntun saya dalam mencapai tujuan hidup saya (ini berkaitan dengan NHW-NHW sebelumnya). Sebetulnya bekerja di kantor juga masuk sebagai aktivitas penting saya, namun sayang porsi waktu yang saya habiskan untuk bekerja sebetulnya melebihi dari jam seharusnya yang membuat saya terkadang tidak bisa menjalankan aktivitas wajib lainnya yang harusnya saya lakukan seperti membaca buku, menulis di blog, menambah hafalan surat, dll. 

4. Kemudian kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan “kandang waktu”, dan patuhi cut off time ( misal anda sudah menuliskan bahwa bersih-bersih rumah itu dari jam 05.00-06.00, maka patuhi waktu tersebut)

Sebetulnya saya sudah merencanakan kandang waktu atas aktivitas-aktivitas ini seperti yang saya tulis dalam NHW2 terkait indikator diri. Meskipun sudah berusaha rutin sayangnya hal ini masih tidak konsisten, khususnya Sholat Fardhu & Dhuha tepat waktu yang biasanya dilakukan ketika di kantor.
Untuk kegiatan berhidroponik sebetulnya sudah jelas kandang waktunya. Saya menyusun waktu 2 periode untuk berhidroponik,  dari waktu selesai Sholat Shubuh hingga sebelum persiapan ke kantor (05.30-06.45) dan 1-2 jam setelah pulang ke kantor. Saya berusaha untuk mengurus tanaman di waktu sore pukul 16.00-18.00, sayangnya ketika saya pulang dari urusan kantor di atas pukul 20.00, maka saya terkadang terlewat untuk mengecek & merawat tanaman saya.
Dalam waktu dekat, cut off waktu pulang kantor yang ingin saya maintan. Saya sudah terbiasa pulang ke kos setelah pukul 19.30 meskipun sebetulnya bisa saja saya tidak memiliki pekerjaan kantor yang harus diselesaikan segera. Jam pulang kantor saya adalah pukul 16.00, kondisinya pekerjaan yang menjadi tanggung jawab saya terkadang baru bisa diselesaikan sampai waktu Sholat Isya' menjelang, bahkan melewati itu. Ketika saya sudah dapat menyelesaikan pekerjaan sebelum Sholat Maghrib, saya berusaha mengisi waktu saya di kantor dengan memperbanyak Tilawah Al-Qur'an dan membaca buku. Semoga saya dapat menjalankan rencana yang saya niatkan. Aamiin Allahumma Aamiin.


25 August 2018



Mendidik dengan Kekuatan Fitrah

#NHW4 Matrikulasi IIP Batch 6 


Kali ini kita akan masuk tahap #4 dari proses belajar kita. Setelah bunda berdiskusi seru seputar mendidik anak dengan kekuatan fitrah, maka sekarang kita akan mulai mempraktekkan ilmu tersebut satu persatu.

a. Mari kita lihat kembali Nice Homework #1 , apakah sampai hari ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas Kehidupan ini? Atau setelah merenung beberapa minggu ini, anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan dikuasai?


Ya, saya ingin tetap belajar ilmu meraih barakah. Saya tidak berencana untuk mengubah jurusan ilmu kehidupan yang saya tetapkan ini. Menurut saya apabila saya ingin mempelajari berbagai jurusan ilmu lainnya seperti ilmu parenting, entrepreneurship, leadership, dll maka kesuksesan saya atas ilmu-ilmu tersebut adalah apabila saya memeroleh barakah atas ilmu itu & atas barakah ilmu tersebut dapat memberikan kebermanfaatan bagi orang lain.   


b. Mari kita lihat Nice Homework #2, sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita? Checklist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa terpicu “memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita.

Saya belum mengisi checklist harian secara konsisten. Melalui NHW4 ini, saya kembali merenung atas indikator diri yang saya buat pada NHW2 apakah saya memasang target terlalu tinggi untuk diri saya sendiri pada beberapa indikator. Pada saat menyusun NHW2, saya dalam kondisi diri, pekerjaan, dan lingkungan yang dapat mendorong saya untuk membuat indikator pada skenario optimis dan meyakini saya dapat mencapainya. Namun, pekan ini saya sedang dalam kondisi diri & pekerjaan yang membuat saya merasa perlu melakukan evaluasi kembali serta melakukan kalibrasi beberapa indikator diri agar lebih memenuhi aspek MeasurableAchievable, & Time Bound dalam poin-poin SMART. 


c. Baca dan renungkan kembali Nice Homework #3, apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang akan kita kuasai, sehingga peran hidup anda akan makin terlihat.


Sebetulnya dari saya menjalani perkuliahan S1, menjadi dosen adalah salah satu profesi yang saya ingin geluti sebagai salah cara untuk mengamalkan ilmu yang saya miliki. Namun, dulu saya menetapkan ke diri saya apabila saya ingin menjadi dosen maka saya harus menjadi dosen yang memiliki pengalaman praktisi. Maka dari itu, saya memang berencana untuk bekerja dulu setelah tamat S1 dan selanjutnya bekerja sembari melanjutkan S2. Qadarullah, saya diberi kesempatan langsung melanjutkan S2 & akhirnya diterima sebagai pegawai BUMN. Hingga saat ini saya tidak menutup keinginan saya untuk menjadi dosen. Namun, saya menyadari bahwa banyak cara lainnya yang dapat saya gunakan untuk menyampaikan ilmu serta pengalaman yang saya miliki, tidak hanya ilmu akademik, namun segala jenis ilmu yang dapat saya salurkan kepada orang lain. 


Selama proses penyusunan NHW3, saya mulai mereka kembali hal-hal yang bisa menjadi misi hidup saya sesuai dengan potensi diri & hal-hal yang sering saya lakukan. Misi hidup ini berkaitan erat dengan niat saya untuk dapat mengamalkan ilmu yang saya miliki agar memberikan kebermanfaatan & meraih barakah. Misi hidup yang terlintas pertama adalah bagaimana pola pikir, sikap, serta perilaku saya memberikan aura positif bagi orang lain & mereka terinspirasi akan hal-hal tersebut. Hal ini biasanya berkaitan dengan hal yang saya sukai & geluti seperti belajar ilmu keluarga & parenting, bercocok tanam & memasak. Misi yang terlintas kedua adalah atas ilmu-ilmu yang saya miliki, saya salurkan kepada orang lain baik dengan tujuan sekedar penyampaian informasi maupun penerimaan ilmu yang dapat memberikan perubahan yang mengarah kepada kebaikan (barakah) bagi orang lain. Misi hidup selanjutnya adalah bagaimana ilmu yang saya salurkan serta pengalaman yang saya bagikan kepada orang lain dapat menjadi salah satu bagian yang mendukung pemberdayaan diri mereka dalam berbagai aspek kehidupan.


Sesuai elaborasi sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Misi Hidup: Memberikan inspirasi ke orang lain, menyampaikan & menyalurkan ilmu dan pengalaman ke orang lain
Bidang: Pendidikan Ibu & Anak, Bercocok tanam, Pemberdayaan Masyarakat 
Peran: Inspirator,  Penyalur Ilmu, & Mentor

d. Setelah menemukan 3 hal tersebut, susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut. 


Untuk bisa menjadi inspirator, penyalur ilmu, & mentor yang meraih barakah, ilmu-ilmu yang perlu saya kuasai adalah:

1. Ilmu agama sesuai ajaran Allah 'Azza wa Jalla dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam


Mengutip kalimat dari Ust. Salim A. Fillah dalam bukunya Baarakallaahu Laka Bahagianya Merayakan Cinta:

"Kunci meraih barakah terletak pada keimanan dan ketakwaan. Keimanan yang meyakinkan kita untuk terus beramal saleh menurut apa yang telah dituntunkan Allah dalam tiap aspek hidup, semuanya. Dan ketakwaan, yang mengisi hari-hari kita dengan penjagaan, kepekaan, dan rasa malu bahwa kita senantiasa dalam pengawasan Allah."
2. Ilmu keluarga untuk menjalankan peran anak kepada orang tua dengan sebaik-baiknya. Selain ilmu keluarga, ilmu parenting menjadi bekal dalam mengemban peran seorang istri dan ibu yang baik & profesional dalam keluarga nantinya.  

3. Ilmu komunikasi efektif, time management, dan emotion management dengan harapan menjadi keterampilan yang dapat mendukung peran istri dan ibu serta misi hidup menjadi inspirator, penyalur ilmu, dan mentor.

4. Ilmu bercocok tanam, ilmu gizi, dan ilmu kuliner sebagai bekal yang dapat mendukung peran sebagai istri & ibu yang baik. Topik ilmu ini adalah cakupan ilmu utama yang disukai dan dipilih saat ini dengan harapan dapat mendukung misi pemberdayaan masyarakat nantinya.

5. Ilmu pemberdayaan masyarakat termasuk human capital management, dan leadership.  

e. Tetapkan Milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan Misi Hidup

Saya menetapkan KM 0 pada usia 25 th, usia dimana saya mulai secara konsisten menyisihkan waktu untuk mencari ilmu dan berproduktif (berhidroponik). Melalui program matrikulasi IIP ini, saya dapat runut menyusun kerangka misi hidup yang paling sesuai menurut versi diri saya. Hal yang saya lakukan setelah menuntut ilmu adalah melakukan sharing knowledge atas ilmu yang saya peroleh. Dengan demikian saya dapat berlatih untuk menyampaikan informasi ke orang lain dan lebih mudah memahami dan menerapkan ilmu yang saya peroleh.  Milestone yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
KM 0 – KM 1 (tahun 1) : Menguasai ilmu bercocok tanam dan ilmu komunikasi efektif 
KM 1 – KM 2 (tahun 2) : Menguasai ilmu time management dan emotion management 
KM 2 – KM 3 (tahun 3) : Menguasai Ilmu gizi dan ilmu kuliner
KM 3 – KM 4 ( tahun 4) : Menguasai Ilmu pemberdayaan masyarakat termasuk human capital management, dan leadership

f. Koreksi kembali checklist anda di NHW#2, apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Kalau belum segera ubah dan cantumkan. 


Sesuai poin b. Terdapat beberapa indikator diri baru yang saya perbaiki & indikator baru yang ditambahkan untuk mencakup program yang rencana dijalankan.


g. Lakukan, lakukan, lakukan, lakukan



03 August 2018

#NHW1 MIIP Jurusan Universitas Kehidupan


Jurusan Universitas Kehidupan

#NHW1 Matrikulasi IIP Batch 6 


Ramadhan tahun 2016 di Yogyakarta, saya menghadiri acara dimana salah satu narasumber yang mengisi saat itu adalah Bunda Septi Peni. Itu merupakan momen kali pertama saya mengenal istilah ibu profesional, disitu juga saya terbuka dengan kata bunda Septi Peni dimana ibu bekerja ataupun ibu full time di rumah memiliki posisi yang tidak berbeda untuk menjelankan perannya secara profesional. Saat itu saya baru lulus sebagai mahasiswa S2 di UGM dan masih menggebu-gebu ingin mencari pekerjaan selayaknya saya ingin membahagiakan orang tua saya yang menginginkan saya lanjut kuliah dan membiayai kuliah saya.

Sebelumnya selama kuliah di Jogja, saya mulai mengikuti seminar/kajian pranikah yang mengakibatkan terjadi kegundahan di hati saya dimana sebagian hati ingin menyegerakan menikah dan menjadi madrasah pertama bagi anak-anak, dan sebagian hati lain ingin bekerja sebagai bentuk eksistensi diri sebagai perempuan yang saat itu akan menyandang gelar M.Sc. Perjumpaan dengan Bunda Septi Peni membuat saya sebetulnya makin ingin menjadi istri dan ibu yang bisa full time ke anak.

Alhamdulillah, tidak jauh berselang beberapa bulan dari Ramadhan saat  itu  saya diterima sebagai pegawai BUMN melalui jalur rekrutmen S2. MasyaAllah saya merasa ini sudah jalan dari Allah, ketika saya berharap rejeki jodoh yang menghampiri namun ternyata Allah 'Azza wa Jalla ternyata membuka rejeki yang lain. Saat itu saya berpikir memang ini rencana Allah untuk saya menyenangkan orang tua terlebih  dahulu & terus belajar untuk memantaskan diri sembari menunggu jodoh datang. Saya mendapat pekerjaan yg mempertimbangkan jenjang pendidikan saya, S2, yang dibiayai orang tua saya. Tentunya orang tua saya sangat bahagia dengan status pekerjaan saya saat ini. Jikalau mama saya bahagia karena saya berstatus pegawai BUMN, papa saya termasuk orang tua yang sangat menyukai & mendukung anaknya yang sukses di karir (selama ini Alhamdulillah sekolah & prestasi saya terbilang dapat membahagiakan orang tua saya).

Dua tahun sudah berlalu dari pertemuan saya dengan Bu Septi, kali ini saya baru bisa berkesempatan bergabung dalam Institut Ibu Profesional (IIP). Saya masih bekerja saat ini dan belum menikah. Saat ini saya sedang mengikuti Program Matrikulasi Batch 6 dari Institut Ibu Profesional dengan harapan program matrikulasi ini merupakan salah satu media saya untuk membekali diri sebagai calon istri dan ibu.

Materi pertama dalam Program Matrikulasi IIP adalah Adab Menuntut Ilmu. Setiap materi yang kami pelajari ini akan diikuti dengan pemberian tugas yang disebut Nice Homework (NHW). Kembalinya saya menulis di blog ini adalah untuk berkomitmen mengerjakan tugas-tugas dari Program Matrikulasi IIP melalui media ini yang secara tidak langsung bertepatan dengan niat saya untuk mulai menulis kembali disini. Berikut jawaban saya untuk #NHW1Program Matrikulasi IIP.

10 May 2011

IBGK 2011 !

Alahmdulillah gw jadi Harapan 1 Gadis Kampus Sumatera Selatan 2011 :D
Puji syukur selalu gw ucapkan kepada Allah SWT, gak nyangka bisa dpet gelar Harapan 1 Gadis Kampus Sumatera Selatan 2011, masuk finalis dan gabung sama Ikatan Bujang Gadis Kampus Sumatera Selatan (IBGK SumSel) aja gw udah seneng bangeet.
Resolusi gw tahun 2011 ini salah satunya adalah berorganisasi. Dari Ikatan Mahasiswa Akuntansi (IMA) akhirnya gw ikutin, ikutan Liasion Officer (LO) buat Sea Games juga, sampe Kader Khusus (Kasus) buat lomba cerdas cermat Akuntansi gw jabanin, dan inilah puncak keberhasilan resolusi gw buat berorganisasi yaitu "Ikatan Bujang Gadis Kampus Sumatera Selatan".

22 December 2010

Happy Speedy

Subhanallah. . tak henti hentinya aku mengucapkan syukur atas apa yang Allah SWT telah berikan kepadaku. tanggal 20 Desember aku mendapat telepon dari PT. Telkom ditawari promo speedy, awalnya aku rada takut karena takut ini modus penipuan *paranoid*. tapi lambat laun aku berpikir seperti mendapatkan durian runtuh, kalau ini benar maka rencanaku yang semula buat memasang speedy bulan Januari bisa terealisasi lebih cepat terlebih biaya modem gratis. karena orang tuaku sedang bekerja, aku meminta mbak penelepon itu buat menelpon sekitar jam 2 siang saja buat konfirmasi dari aku mau menggunakan speedy atau tidak. setelah mengabarkan kepada papa, alhasil aku memberikan konfirmasi setuju untuk memasang speedy tetapi aku belum memutuskan untuk menggunakan paket chat atau socialia. jadi keputusannya akanku konfirmasi keesokan paginya yaitu tanggal 21 Desember. sekitar pukul 8 pagi aku ditelepon kembali dan aku telah memutuskan untuk mencoba paket socialia wireless terlebih dahulu setelah melewati proses pemilihan yang panjang *aku takut salah pilih seperti papaku yang salah pilih dengan t-fl*sh*. tetapi kecurigaanku timbul karena sekitar jam 2 siang mbak penelepon itu mengatakan kalau ada gangguan alat yang tidak lengkap sehingga penginstalan modem untuk tangal 22 Desember dibatalkan dan belum ada kepastian tentang konfirmasi lebih lanjut tentang penginstalan yang akan dilakukan. KECEWA. bagaimana tidak? aku merasa benar benar aneh, untuk apa meminta konfirmasi dariku jika kemudian pihak Telkom yang menunda peninstalan setelah berkata akan dilakukan penginstalan. nasi sudah menjadi bubur. cuma bisa menunggu. 

Belajar Menjadi Manajer Keluarga Handal #NHW6 Matrikulasi IIP Batch 6  Bunda, sekarang saatnya kita masuk dalam tahap “belajar me...